BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS »

Jumat, 19 Maret 2010

sebuah cerita

Aku,, seorang remaja yang mungkin sangat masih labil. Aku pun menyadari kelabilan itu. Mulai dari sikapku yang gampang berubah tiap detiknya hingga otakku yang gampang sekali terpengaruh oleh orang lain. kelabilanku pun ku tunjukkkan dengan kketidakwarasan otakkku yang mulai menkhayalkan hal-hal gila yang tidak mungkin terjadi. Ya, aku merasa waktu itu aku menjadi seorang remaja yang sangat biasa-biasa saja. siang itu aku mulai merasakan hal yang aneh. Rasanya seperti sedang diperhatikan. Aku jadi salah tingkah. Tapi aku tidak tau siapa yang telah memperhatikanku. Kadang aku berpikir, mungkin itu hanya perasaanku saja. bagi sebagian besar teman-temanku mungkin menganggap aku ini orang yang cuek dan tidak punya hati. And it’s me. dari luar memang aku terlihat seperti itu. Tapi kau tak akan tau di dalamnya. Yaa, aku hanyalah seorang gadis remaja yang sangat rapuh. Bisa dibilang sedikit saja ada yang menggoresnya maka hatiku bisa hancur tak bersisa. Karena itulah aku selalu menyembunyikan dengan sikap acuhku.
Back to the topic. Yap, ternyata firasatku benar. Ternyata ada seseorang (dilarang menyebut merek) yang bisa dibilang memberikan perhatian lebih padaku. Dan pendek kata jadianlah kita berdua (sebenarnya sih males ngingetnya. Kacau bgt). Saat awal-awal masih merasa bahwa ia tetap menjadi temanku. Tapi sikapnya yang sangat baik padaku tidak bisa menyembunyikan hubungan special itu. Walaupun dai sangat baik tapi aku agak merasa kurang nyaman bersamanya. Entah apa yang membuatku kurang merasa nyaman. Mungkin karena temanku sebenarnya menyukainya tapi sejak temanku tau bahwa dia menyukaiku, temanku langsung mundur. Tapi setalah lama memikirkan ternyata bukan itu yang membuatku merasa tidak nyaman. Huff,, entah apa yang merasa aku tidak nyaman. Dan alhasil kita pun putus. Semua orangpun bertanya-tanya tentang selasainya hubungan kami. Aku hanya menjawab semauku. Mungkin ini memang terbaik untukknya. Dia terlalu baik untukku yang hina ini. Bertahun-tahun telah berlalu dan aku bersyukur sekarang dia bisa menemukan orang yang jauh lebih menghargai dia dibandingkan aku. Mungkin ada rasa kehilangan saat dia memilih yang lain. tapi di sisi lain aku merasa bahagia.
Dalam hati aku merasa lega saat dia memiliki yang lain. mungkin dulu aku sering dihantui rasa bersalah karena mancampakkan dia. Namun kini semua itu sudah sirna. Aku pun menjalani hariku seperti gadis remaja jojoba yang lainnya. Dan sesaui dengan lagunya gigi yang ********** (dilarang menyebut merk) aku akhirnya menemukan teman lama.
Sudah bertahun-tahun kami tidak bertemu Awal kedatangannya aku hanya merasa biasa saja. ya, seperti teman pada umumnya. Bercanda, ngegosip bahkan menceritakan masa lalu. Tapi entah sejak kapan aku mulai nyaman bersamanya. Padahal dulu, saat kami masih kecil aku hanya mengaggapnya teman biasa. Walaupun teman-teman sering mengejek tapi aku sama sekali tidak terpengarah. Namun kali ini aku merasakan sesuatu yang beda. Perasaan yang datang tak diundang pulang tak diantar layaknya setan. Padahal dulu aku pernah berjanji pada diriku sendiri bahwa aku tidak akan merasakan perasaan itu sampai aku benar-baner siap untuk menerima konsekuensi perasaan itu. Bisa dibilang perhatinnya yang membuat aku luluh. Tapi ternyata perhatiannya itu tidak ditunjukkkan hanya kepadaku. Ternyata dia juga menunnjukkan perhatiannya itu kepada orang lain. bahkan mungkin perhatinnya ke orang lain itu lebih besar daripada perhatinnya ke aku. Saat melihat itu ada rasa ngilu di hatiku. aku sadar dan yakin bahwa dia memang benar-benar mencintai orang itu. Agar tidak terjatuh terlalu dalam, perlahan aku mulai menjau dari jurang itu. Hmm,, masih ada sedikit rasa ngilu itu. Tapi hanya sedikit. dan disaat aku sudah bisa merelakan semuanya, dia mulai menarikku kembali kedalam jurang kenistaan. Aku pun tak memberontak. Entah apa yang bisa membuat aku begitu gampangnya kembali diseret masuk ke dalam jurang itu. Dan disaat aku merasakan dilema. Jiwaku yang lain menampar diriku. Jiwaku mengingatkan bahwa aku tak boleh melangkah terlalu jauh. Aku pun akhirnya kembali menata hatiku yang sedikit retak ini. Tapi retakan kali ini jau lebih parah. Mungkin dengan beberapa lem aku bisa mengembalikan hatiku. Dan tragisnya aku mengelem keping demi keping hatiku hanya dengan aku dan diriku. NO SAD, NO CRY, NO BROKEN.

0 komentar: